Kedaikopilitera.com – Malam di poros Bulukumba-Sinjai dengan hawa lembap setelah senja menggantung di udara, menyelinap di antara meja-meja kayu di Kedai Kopi Litera. Lampu-lampu temaram membentuk bayangan samar di dinding tempat logo-logo komunitas berjejer. Di sudut kedai, barista menyusun cangkir-cangkir, menyeduh kopi.

Malam ini, Sabtu, 1 Februari 2025, bukan sekadar kopi yang akan diseduh. Ada ide-ide segar yang siap dituangkan. Ngopi Hijau, begitu nama yang diberikan untuk obrolan ini. Diskusi santai yang dikemas dalam suasana kedai kopi, namun sarat dengan gagasan besar tentang pertanian berkelanjutan.

Selepas Isya, diskusi ini menguar. Mulai aktivis literasi, lingkungan, budaya, sosial dan ekonomi, duduk berdampingan, melingkar dalam percakapan yang hangat.

Yang unik dari Ngopi Hijau adalah keberagaman penggeraknya. Mereka berasal dari komunitas dengan fokus yang berbeda, tetapi memiliki keresahan yang sama: lingkungan yang semakin terancam dan pertanian yang butuh solusi. Ada Sahabat Konservasi Lingkungan (SAUKANG), yang selama ini bergerak di bidang konservasi. Dana Mitra Tani (DMT), Bulukumba Menanam. Juga Kebun Bersama, TBM Rumah Nalar, Pustaka RumPut, dan Dihyah PROject, yang membawa semangat literasi ke dalam gerakan sosial.

Di depan, seorang panitia berdiri, menatap sekeliling sebelum membuka acara. “Ini bukan cuma diskusi,” katanya, suaranya tenggelam sebentar dalam denting sendok yang menyentuh cangkir. “Ini langkah awal untuk perubahan.”

Bagi komunitas yang hadir malam ini, aksi selalu lebih penting dari sekadar wacana. Mereka telah lama bergerak. Menanam pohon di lahan-lahan kritis. Membantu petani beralih ke metode pertanian yang lebih ramah lingkungan. Mengadakan edukasi ke desa-desa tentang pentingnya keberlanjutan.

“Ngopi Hijau adalah tentang menyatukan pikiran dan aksi,” ujar seorang peserta dari Bulukumba Menanam. “Kami memang tidak banyak bicara, tapi kami sudah lama bekerja.”

Dukungan untuk acara ini datang dari berbagai pihak, termasuk DPK KNPI Kecamatan Bulukumpa dan Persatuan Anggota Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (PABPDSSI) Kabupaten Bulukumba. Media partner yaitu WartaBulukumba.Com dan KedaiKopiLitera.com memastikan bahwa gagasan-gagasan yang mengalir di kedai ini bisa menjangkau lebih banyak orang.

Percakapan malam ini akan berlanjut, mungkin sampai larut. Tapi satu hal yang pasti: dari balik kepulan kopi ini, banyak gerakan selalu lahir.***

By Israwaty Samad

Israwaty Samad, SE adalah PLKB di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertugas di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Sebelumnya aktif sebagai pekerja sosial dan pemberdayaan perempuan pedesaan. Owner Kedai Kopi Litera di Palampang dan pendiri komunitas literasi PustakaRumPut di Tanete. Pengasuh rubrik Purakarya di jurnal sastra cyber Purakasastra (2014). Aktif sebagai konten kreator di beberapa platform. Sejak 2024, editor di kedaikopilitera.com. Sejak 2021, kontributor untuk media online WartaBulukumba.com (Part of PRMN). Kumpulan esainya diterbitkan dalam buku "Perempuan di Atas Pematang (Oksana, 2016). Puisi-puisinya dibukukan dalam Rumah Putih, Antologi Puisi Serumah (Ombak Yogyakarta, 2013). Puisinya “Bola Mata Bulan” terpilih bersama puisi 100 penyair se-Nusantara lainnya dalam buku antologi Cinta Dalam Hati (Mafazamedia, 2014). Cerpennya dimuat dalam antologi bersama 100 cerpenis lainnya dalam "Oase Musafir Cinta" (Mafazamedia, 2014). Karya dalam bentuk prosa liriknya dimuat dalam antologi "Hujan dan Senja yang Tak Lagi Sama" (Guepedia, 2024). Antologi cerpennya sedang dipersiapkan terbit, berjudul "Lelaki Bertudung Purnama”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *