Dihyah PROject sebagai rumah baca saat ini tercatat dalam kategori Perpustakaan Khusus pada basic data Perpusnas RI. Di laman Data.perpusnas.go.id, Dihyah PROject memiliki Nomor Pokok Perpustakaan (NPP): 7302104J0000001.
Jika Anda menelusuri alamat Dihyah PROject di Google Maps, maka dengan jelas terlihat rumah baca ini berada tepat di jantung Kedai Kopi Litera. Dengan kata lain berada di alamat yang sama.
Dihyah PROject lebih dahulu lahir dibandingkan Kedai Kopi Litera. Dihyah PROject yang didirikan pada tahun 2018 adalah rahim dari Kedai Kopi Litera. Karena lahir dan besar di alamat yang sama, pengelola yang sama, spirit yang sama, maka Dihyah PROject melakukan ‘lapak baca gratis’ 24 jam setiap hari di Kedai Kopi Litera. Dan bisa disebut inilah lapak baca gratis 24 jam setiap hari satu-satunya di seluruh dunia. Buku-buku dipajang di area terbuka Kedai Kopi Litera dengan menggunakan sistem keamanan tersendiri.
90 % lebih buku-buku fisik yang berada di Kedai Kopi Litera merupakan milik Dihyah PROject. Sebagian lainya merupakan buku milik Pustaka RumPut, sumbangan para donatur, serta sumbangan dari sejumlah pelanggan Kedai Kopi Litera.
Apa itu Perpustakaan Khusus?

Dihyah PROject masuk kategori Perpustakaan Khusus. Perpustakaan khusus berbeda dengan perpustakaan lain karena berada di dalam sebuah lembaga atau organisasi lain. Perpustakaan khusus mengelola berbagai bahan pustaka untuk mendukung kelancaran, keberhasilan, dan visi misi dari lembaga induk.
Menurut Sulistya Basuki (1991), perpustakaan khusus merupakan perpustakaan dari sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penulisan, organisasi massa, militer, industri maupun perusahaan swasta yang dimanfaatkan untuk kebutuhan masing-masing organisasi.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan disebutkan bahwa definisi perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain.
Dihyah PROject adalah juga sebuah komunitas yang lebih dari gerakan literasi lantaran diisi oleh sejumlah anak muda yang intens belajar dan mengembangkan skill di bidang IT, keterampilan menulis, riset, dan sebagainya. Mereka inilah yang kemudian berperan penting dalam upaya membangun ekosistem literasi inklusif dengan memajang buku-buku fisik di Kedai Kopi Litera, membangun jaringan komunitas dan sebagainya.
Ketika masa pandemi Covis 19 melanda dan sekolah-sekolah tutup, Dihyah PROject menyelenggarakan Kursus Bahasa Inggris Gratis di Kedai Kopi Litera yang diikuti anak-anak sekolah yang rindu kelas karena saat itu sekolah mereka diliburkan akibat pembatasan sosial.
Founder Dihyah PROject adalah Alfian Nawawi, yang juga owner Kedai Kopi Litera. Dihyah PROject berada di balik situs web kedaikopilitera.com, perpustakaan digital, radio online, channel YouTube, serta berbagai platform dan media sosial lainnya milik Kedai Kopi Litera.
Dihyah PROject adalah rahim tempat lahirnya Gerakan Pojok Baca 137 yang sebagian hasilnya sudah bisa dilihat sekarang di berbagai titik di Kabupaten Bulukumba. Gerakan Pojok Baca 137 adalah sebuah gerakan mendirikan dan mengelola pojok baca sebanyak 137 titik di berbagai ruang publik. Meskipun jumlahnya masih jauh dari 137 buah pojok baca, namun puluhan pojok baca 137 sudah mampu memberikan warga pada gerakan literasi di Kabupaten Bulukumba.
Konsep Gerakan Pojok Baca 137 pertama kali dipresentasikan oleh Alfian Nawai di depan peserta Jambore Pustaka Bergerak Indonesia di Kabupaten Jeneponto pada Desember 2017 silam, yang saat itu juga dihadiri oleh pendiri Pustaka Bergerak Indonesia, almarhum Nirwan Ahmad Arzuka.
Dihyah PROject juga acap kali menyelenggarakan berbagai kegiatan literasi seperti diskusi dan bedah buku di Kedai Kopi Litera. Dihyah PROject adalah juga sarang bagi lahirnya komunitas lainnya. Salah satu di antaranya adalah komunitas literasi Hamaika Project.
Gerakan Literasi Berbasis Inklusi Sosial
Inklusi sosial adalah salah satu misi utama Dihyah PROject. Literasi inklusi sosial adalah sebuah prinsip yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara. Inklusi sosial bertujuan untuk menciptakan masyarakat di mana semua individu memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengakses sumber daya.
Integrasi inklusi sosial dan literasi bertujuan untuk menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat yang berkelanjutan. Inklusi sosial di perpustakaan bertujuan untuk mendekatkan peran serta fungsi perpustakaan untuk mendukung budaya baca dan literasi masyarakat. Perpustakaan berbasis inklusi sosial diharapkan dapat meningkatkan literasi informasi bagi masyarakat.
Perpustakaan berbasis inklusi sosial juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan juga mendorong kreativitas serta memangkas berbagai kesenjangan akses informasi. Perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah perpustakaan proaktif yang dapat membantu individu dan masyarakat untuk mengembangkan keterampilan dan kepercayaan diri, dan membantu meningkatkan jejaring sosial.
Dari paradigma itulah, Dihyah PROject terus berada dan akan terus membersamai Kedai Kopi Litera serta jaringan-jaringan gerakan literasi lainnya.***
MasyaAllah nabilang orang kalau anu baek gasskan
Terima kasih banyak